Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta akan berakhir bukanlah suatu hal yang pasti, namun bukti-bukti terkini menunjukkan bahwa alam semesta akan terus ada—walaupun dalam keadaan berubah secara drastis—untuk jangka waktu yang sangat lama. Alam semesta, yang lahir sekitar 14 miliar tahun lalu dalam peristiwa Big Bang, terus berubah sejak saat itu, berevolusi dari gas yang menyebar menjadi bintang, galaksi, dan struktur yang kita amati saat ini. Memahami evolusi ini sangat penting untuk memprediksi nasib akhirnya.

Evolusi Bintang Jangka Panjang

Masa depan alam semesta bergantung pada siklus hidup bintang-bintangnya. Matahari kita, sebuah bintang kuning berukuran sedang, akan terus bersinar selama miliaran tahun, kira-kira separuh dari umurnya yang 10 miliar tahun. Bintang-bintang yang lebih besar dan lebih panas membakar bahan bakarnya lebih cepat, meledak sebagai supernova dalam waktu jutaan tahun, sementara bintang-bintang yang lebih kecil dan lebih dingin bertahan lebih lama.

Selama triliunan tahun—ratusan kali usia alam semesta saat ini—semua bintang pada akhirnya akan memudar ke dalam kegelapan. Proses ini akan terjadi ketika galaksi kehabisan gas pembentuk bintangnya, sehingga hanya menyisakan bintang merah tua yang perlahan mendingin dan meredup. Namun, untuk waktu yang lama, cahaya dan kehangatan masih akan ada.

Tabrakan dan Penggabungan Galaksi

Galaksi sendiri bukanlah entitas yang statis. Mereka tumbuh dengan bergabung dengan galaksi-galaksi yang lebih kecil, sebuah proses yang akan terus berlanjut di masa depan. Dalam gugus galaksi, tabrakan sering terjadi, mengubah galaksi spiral yang teratur menjadi formasi elips yang kacau. Hal ini serupa dengan membangun dan kemudian menghancurkan sebuah istana pasir: keteraturan digantikan oleh kekacauan.

Seiring waktu, alam semesta akan melihat lebih sedikit galaksi spiral dan lebih banyak galaksi elips karena penggabungan menjadi dominan. Bima Sakti dan Andromeda berada pada jalur tabrakan, sebuah proses yang akan menghasilkan penggabungan bintang-bintang yang spektakuler, meski tidak berbahaya, dalam beberapa miliar tahun.

Alam Semesta yang Berkembang dan Energi Gelap

Perluasan alam semesta, yang diprakarsai oleh Big Bang, merupakan faktor kunci lainnya. Meskipun gravitasi mungkin pada akhirnya menghentikan atau memperlambat perluasan ini, bukti menunjukkan adanya kekuatan yang tidak diketahui—energi gelap—yang mempercepatnya. Jika percepatan ini terus berlanjut, galaksi-galaksi akan saling menjauh dengan kecepatan yang semakin meningkat, dan akhirnya menjadi terlalu jauh untuk diamati dari galaksi kita.

Hal ini mengarah pada skenario di mana pembentukan bintang terhenti, galaksi bergabung menjadi galaksi elips masif, dan percepatan ekspansi mengisolasi kelompok galaksi lokal dari seluruh kosmos. Nasib terakhirnya adalah keabadian yang gelap, yang berlangsung selama triliunan tahun.

Ketidakpastian dan Masa Depan Penemuan

Penting untuk dicatat bahwa ini adalah prediksi terbaik saat ini, namun data baru dapat mengubah pemahaman ini. Alam semesta mungkin memiliki kejutan yang bertentangan dengan model saat ini. Masa depan yang jauh dapat menyimpan keindahan atau transformasi tak terduga yang belum dapat kita bayangkan.

Alam semesta mungkin tidak memiliki “akhir” yang pasti meskipun bentuknya berubah hingga tidak dapat dikenali lagi. Namun untuk saat ini, kosmos dapat menopang keingintahuan manusia dan masyarakat selama miliaran tahun, sehingga memastikan adanya waktu yang cukup untuk melanjutkan eksplorasi dan penemuan.